Kalawan

yang sekarang nanti terkatakan lampau
merdu suara yang pasti menjelma parau

dekap rindu perlahan jadi jemput kematian
hangat tatapan yang berbayang dingin kebencian

tangan yang berjabat kelak dipakai membabat
kanan pun cepat berlari menuju kepalan kiri

kaki-kaki gerak serempak lalu saling sepak
cinta terserak dipungut berganti sepi paling kabut

oh, sulit sungguh kubaca beda warna pada tubuhmu.

Idul Fitri

: Moherirawan

ibu kita tak pernah berhenti
melahirkan anak
melalui kakinya

setelah mampu melangkah
ke kaki ibu tujuan kita

seperti hari ini,
sehabis terbang ke bulan
kaki ibu tak bosan
menunggu disimpuh

Metro; 2007

Tidak ada komentar: