Kalawan

yang sekarang nanti terkatakan lampau
merdu suara yang pasti menjelma parau

dekap rindu perlahan jadi jemput kematian
hangat tatapan yang berbayang dingin kebencian

tangan yang berjabat kelak dipakai membabat
kanan pun cepat berlari menuju kepalan kiri

kaki-kaki gerak serempak lalu saling sepak
cinta terserak dipungut berganti sepi paling kabut

oh, sulit sungguh kubaca beda warna pada tubuhmu.

Perahu Pendoa /2/

lalu aku menulis
agar yang kutahu
tak sekadar haluan
dan buritan. supaya
tumbuh pula geladak
disesaki sajak.
hingga Kau tergelak
membaca doa-godaku.

Jember; 17/12/2007

Tidak ada komentar: