Kalawan

yang sekarang nanti terkatakan lampau
merdu suara yang pasti menjelma parau

dekap rindu perlahan jadi jemput kematian
hangat tatapan yang berbayang dingin kebencian

tangan yang berjabat kelak dipakai membabat
kanan pun cepat berlari menuju kepalan kiri

kaki-kaki gerak serempak lalu saling sepak
cinta terserak dipungut berganti sepi paling kabut

oh, sulit sungguh kubaca beda warna pada tubuhmu.


Perahu Pendoa

Kalau aku telah masuki
muaramu.
Lalu tak lelah kususuri
sungaimu.
Walau sulit kutemui
mataairmu.

Masihkah, Kau
juluki aku penggoda?

Jember; Desember 2007

*)Foto oleh Andri Saputra dan Waeti/Borneonews; dicukil dari blog Udo Z Karzi

Tidak ada komentar: